Friday, September 26

omai sudah berapa lama saya gak post disini?

bukan sibuk; busy and me are like water and oil. Lebih ke malas. Dan bingung mau nulis apa, meskipun sudah bertekad 'nulis apa aja asalkan nulis'. Saya ada beberapa draft yang belum beres, dan kayaknya gak bakal beres.

Ouh, banyak ternyata. Mulai dari fan fiction (dont judge me pls) sampe curhatan. 90% unfinished. Ew.


I'm trying to write again.

Saat



Saat seseorang selalu sendiri
Saat seseorang dirasa kesepian
Saat seseorang tidak mau mengaku ia kesepian
Saat seseorang berpikir dirinya tidak butuh siapapun di sebelahnya
Saat seseorang benci masyarakat
Saat seseorang tanpa sadar mengasingkan dirinya
Saat seseorang merasa dirinya bisa hidup soliteri

, adalah saat dimana seseorang lain

Berpikir untuk menemaninya

Mengabaikannya

Pura-pura tidak tahu

Iba padanya
Terganggu akan kesendiriannya



Life your own live
With
Or without people
:)

Awal balada The Theory of Interest



Jurusan Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran menyediakan mata kuliah minor ‘Matematika Keuangan’ aka ‘Pengantar Teori Bunga’ aka ‘Theory of Interest’ yang ditawarkan di semester 3; saya yang masih pengen ngejar target 22 sks pun mengambil mata kuliah tersebut tanpa pikir panjang. Matkeu –seperti teman-teman angkatan bilang- adalah mata kuliah untuk minor Aktuaria, dan di semester 3 ini Aktuaria menyediakan dua matkul, Matkeu dan Matematika Asuransi (Matas, yang dibanyangan saya tulisannya MatAss). Sayangnya saya tidak berminat ke Aktuaria, meskipun dosen-dosen men-semi-wajibkan Aktuaria sebagai salah satu minor, jadi saya tidak mengambil mata kuliah tersebut (dengan alasan lain yang lebih kuat).

Karena saya polos-dan-tidak-tahu-apa-apa tentang Matematika Keuangan, saya happy-happy saja di pertemuan pertama. Kata dosennya, matkeu mempelajari tentang bunga dan tetek bengeknya.

Uh. Saya dari IPA, dan nilai pelajaran Ekonomi saya gak bagus di kelas 10. Tapi karena bapa saya punya investasi di koperasi dan kami berdua adalah nasabah di sebuah bank komersil, well as teacher said, learn something wont hurt right?

Salah, setidaknya untuk pertemuan ke-2.

Si Ibu dosen tercinta menghabiskan satu bab tentang bunga-bungaan di satu setengah jam. Allahu Akbar. Astagfirullah. Saya tak habis-habisnya nyebut di tengah-tengah kelas. Apa saya salah masuk kelas?

Bahannya sih relatif mudah. Tapi kalo dijejelin sekaligus, kami juga eneg lah. Belum lagi hands-out yang kurang penjelasan tentang rumus. Saat dosen memberi contoh, kami celingukan karena “Si Ibu pake rumus yang mana sih? Kok gak ada?”

Belum lagi tugas untuk minggu depan, kami harus mengerjakan soal ujian PAI (Persatuan Aktuaris Indonesia) di belakang lembar hands-out. Saat saya dan teman mencoba mengerjakannya, out of 7, we only can solve 1 with 40% certainty.

Bahannya sih relatif mudah; cuman saya perlu belajar ekstra lagi untuk paham dan hafal rumus-rumus.

Apa saya salah ngambil kelas? Haruskah saya PKRS ulang?

Ya Allah berilah hamba dan teman-teman kekuatan dan kepahaman dan kemudahan.

Ada beberapa hal yang saya dapatkan di pelajaran ini tadi pagi. Bunga muncul akibat adanya perbedaan nilai mata uang di dua titik waktu berbeda dengan nominal yang tetap.  Bunga adalah kompensasi yang dibayar akibat penggunaan kapital (modal) oleh peminjam kapital pada pemberi pinjaman.

Islam mengharamkan bunga, karena bunga termasuk riba. Saat kata-kata ^ muncul di slide, ada sesuatu yang aneh dalam hati saya. Kenapa? Tapi saya tidak tahu apa yang ‘kenapa?’. Dalam perngertian saya, bunga berarti sejumlah uang yang dibayarkan akibat penggunaan modal. Seperti paragraf sebelumnya, bunga adalah selisih nilai uang di dua waktu berbeda. Kenapa selisih itu harus ‘diuangkan’?

Tapi bukannya normal, jika nilai suatu nominal berubah? Dulu, saat uang belum dibuat, masyarakat mendapatkan barang dengan barter, misalkan dua kubik batu dengan sekarung beras. Namun, beberapa waktu kemudian, dua kubik batu yang sama hanya bisa mendapatkan setengah karung beras yang sama. 
Masyarakat pada zaman itu tidak komplain.

Pun saat uang dan sistemnya berkembang di dunia. Seratus sen di tahun A bisa membeli, katakanlah seratus butir permen. Di tahun A+n, seratus sen tersebut mungkin hanya bisa membeli satu butir permen.

Saya tidak mengerti.

Saya harus baca ekonomi islam suatu hari di minggu ini. Saya juga wajib membaca modul bab 1 karena saya masih belum menyelesaikan tugas.

Please wish me luck and healthy.





But that was like, year ago. I am now in my 3rd year, and I’m still regretting took the class..... Saya gak ngerti kenapa saya ngambil kelas ini padahal saya ambil kelas lain yang mungkin di masa depan saya akan ambil fokus (sekarang saya fokus pada industri dan biomedis; sayang semester ini saya hanya ambil 2 kelas untuk minor, padahal banyak kelas tersedia untuk industri di semester ini yang bisa saya ambil tahun lalu....). It's Okay It's Love lah.